Lukaku, Bumi tidak Hanya Berputar untukmu saja!

“Satu jam duduk dengan seorang gadis cantik terasa seperti satu menit, tetapi satu menit duduk di atas kompor panas terasa seperti satu jam. Itulah relativitas” (Albert Einstein).

Situasi Lukaku di Chelsea 2 musim lalu bak ucapan Einstein di atas. Bagai duduk di atas kompor panas, Lukaku yang baru resmi direkrut Chelsea pada bulan Agustus 2021, tidak tahan untuk segera mengeluarkan unek-uneknya pada bulan Desember 2021 melalui wawancara kontroversialnya bersama Sky Sports.

Interview Lukaku dengan Sky Sports
(Image Credit: Sky Sports)

Bayangkan, hanya berselang 4 bulan saja setelah direkrut dengan biaya transfer 115 juta EURO yang saat itu memecahkan rekor transfer pembelian pemain di Chelsea, ia menyatakan secara terbuka melalui sebuah wawancara bahwa ia nggak betah di Chelsea dan berkeinginan kembali ke INTER.

Alasannya: ia merasa bahwa sistem permainan Chelsea di bawah Tuchel tidak cocok baginya, tapi ia tetap harus melakoninya. Sebuah alasan yang sebenarnya manusiawi karena sebagai pemain tentu ada hal-hal yang secara taktikal dirasa tidak sreg dengan dirinya, namun mengungkapkannya secara terang-terangan kepada publik dimana ia masih terikat kontrak dengan klub tersebut di tengah kompetisi yang sedang berjalan ditambah keinginannya untuk kembali ke INTER, sesuatu yang membuat gak habis fikri, di luar nurul, tidak masuk akmal, dan sangat menghermankan.

BACA JUGA:

1). Takdir Inzaghi

2). Radu, INTER, dan Mindset

3). Jangan Kejar 2 Kelinci Sekaligus

4). [Giornata 17] Roma 22 INTER: Handa yang Doyan Lakuin Mannequin Challenge

5). [Giornata 5 SerieA 21/22] Fiorentina 13 INTER: Pondasi itu Masih Kokoh

Alih-alih bekerja keras untuk menyesuaikan diri dengan skema Tuchel, dan membuktikan bahwa biaya transfer dan gaji yang diberikan Chelsea sepadan dengan kemampuannya, Big Rom bertindak layaknya bayi besar yang sedang tantrum karena keinginannya tidak dipenuhi.

Semua tentu ada konsekuensinya. Entah apakah Big Rom sudah menakar dampak yang akan timbul dari wawancara yang dilakukannya atau justru nggak perduli sama sekali, namun pastinya ada harga yang ia harus bayar.

Hubungan yang rusak dengan pihak klub dan juga fans Chelsea adalah harganya, dan hal tersebut makin berimbas kepada penampilannya di atas lapangan.

Pada akhir musim, Lukaku hanya bisa mencetak 15 gol dan 2 asis dari 44 penampilan bersama Chelsea. Sebuah statistik yang tidak mencerminkan harapan klub dan biaya transfer serta gaji selangit yang harus dikeluarkan Chelsea untuknya.

Kondisi yang Lukaku alami di Chelsea memang berbeda dengan apa yang ia rasakan selama 2 musim membela INTER. Conte meletakkannya sebagai pusat dari skema permainan INTER. Duetnya dengan Toro yang ditopang rekan setim lainnya, membuat ia moncer selama berseragam INTER. Total 64 gol + 16 asis dibukukan Lukaku dalam 95 pertandingan, dan ikut membantu INTER mencicipi kembali Scudetto setelah 11 tahun penantian.

Kontribusi besar Lukaku di lapangan ditambah ucapan-ucapan manisnya terhadap klub dan fans, membuatnya mendapat cinta yang besar dan tulus dari INTERISTI sedunia. “Gelar” King of Milano bahkan disematkan kepadanya oleh para fans INTER atas dampak yang ia berikan kepada klub.

(Image Credit: X Account @Inter_en)

Seperti duduk dengan gadis cantik yang mencintainya sepenuh hati dan membuatnya lupa waktu, Lukaku merasa nyaman dan disayangi saat berada di INTER.

Kesempatan Kedua

Tidak ada pembenaran atas wawancara yang dilakukan oleh Lukaku –  yang saya yakini termasuk juga oleh para fans INTER, walau dalam wawancara tersebut ia mengatakan kecintaannya kepada INTER dan fans, serta penyesalannya atas cara kepindahannya menuju Chelsea.

Namun, di sisi lain, saya sendiri dan juga mungkin banyak fans INTER lainnya, menganggap bahwa Lukaku memperlihatkan penyesalan yang mendalam terutamanya kepada fans INTER atas perilakunya selama proses transfernya ke Chelsea dalam wawancara tersebut. Sebuah hal yang sedikit mengurangi rasa marah, geram, dan kecewa atas tingkah lakunya tersebut.

Kelakuan Lukaku dalam saga transfernya menuju Chelsea memang memancing amarah INTERISTI. Bukan hanya janjinya untuk tetap setia berseragam biru hitam tidak ia tepati, tetapi ia juga terkesan “sembunyi” selama proses transfer berlangsung dengan tidak mengeluarkan sama sekali penjelasan dan kata-kata perpisahan kepada fans INTER, bahkan di saat Chelsea sudah meresmikannya sebagai rekrutan yang baru. Seolah sebelumnya ia tidak pernah melontarkan kata-kata surgawi buat klub dan fans INTER, serta menganggap keputusannya bergabung ke Chelsea hanya sebagai business as usual dalam dunia sepak bola. Walau akhirnya setelah beberapa waktu mengeluarkan surat perpisahan, tetapi semuanya sudah terlambat. Fans sudah kadung sakit hati dan memandang kelakuan Lukaku tidak ubahnya seperti Sengkuni – seseorang yang tidak tahu terima kasih dan berjiwa pengkhianat.

Namun, setelah musim 2021/2022 berakhir, Lukaku menyatakan kembali keinginan besarnya untuk “rujuk” dengan INTER, mengulang kembali apa yang telah ia sampaikan saat wawancara kontroversialnya.

Melihat tekad kuat Lukaku, dan kabarnya Inzaghi juga menginginkan kembali Lukaku berseragam Nerazzurri, membuat jajaran manajemen terbuka menerima kembali Lukaku.

Negosiasi pemulangan Lukaku dengan Chelsea pastinya tidak mudah. Mereka tentunya tidak ingin terlalu merugi atas uang besar yang mereka keluarkan atas Lukaku. Sebenarnya mereka pun hendak memberikan kesempatan kedua juga buat Lukaku, berharap penampilannya jauh lebih membaik di musim yang baru. Namun, Lukaku yang udah ngeyel dan ngebet untuk kembali bertandem sama Toro, membuat Chelsea akhirnya melunak. Kesepakatan pun terjadi diantara kedua klub, dengan bantuan pengacara perwakilan Lukaku, Sebastien Ledure, akhirnya Lukaku kembali pulang menuju Giuseppe Meaza dengan status peminjaman selama semusim penuh yang memakan biaya peminjaman mencapai 8 juta EURO + bonus (andai target terpenuhi), serta gaji 8,5 juta EURO.

Keputusan merekrut kembali Lukaku membuat fans INTER terbelah. Ada yang setuju dan ada yang sudah tidak sudi melihat Lukaku kembali. Fans yang setuju melihat bahwa Lukaku bakalan memberi kembali dampak nyata bagi klub, dan pantas mendapatkan pengampunan dan kesempatan kedua atas perilakunya di masa lalu. Sedangkan untuk fans yang sudah muak melihat Lukaku, menilai kelakuan Lukaku sudah tidak termaafkan, selain juga karena keputusan pelatih dan manajemen untuk mengambil Lukaku membuat peluang mendapatkan Dybala yang telah tersedia secara gratis, praktis sirna.

Namun, mau tidak mau, suka tidak suka, Lukaku kembali mengenakan seragam biru hitam. Lukaku mendapatkan kesempatan kedua untuk memperbaiki hubungan yang telah rusak sebelumnya.

(Kembali) Janji Manis & Pengkhianatan

Penampilan Lukaku di periode keduanya berseragam INTER, dapat dikatakan seperti roller coaster.

Pada awal kompetisi, Lukaku sudah dihajar cedera parah yang membuatnya harus menepi cukup lama. Selepas cedera, performanya tidak seperti Lukaku yang fans lihat pada periode pertama. Kecepatan yang menurun, kontrol bola yang kembali ngaco, finishing yang buruk, serta berbagai aspek lain yang tidak memuaskan pada penampilan Lukaku.

Namun, perlahan kinerja Lukaku semakin membaik, seiring semakin banyak menit bermain yang diberikan Inzaghi kepadanya. Gelontoron gol dan asis pun mulai konstan Lukaku ciptakan menjelang akhir kompetisi.

Di kala periode kedua ini diperkirakan akan berakhir cukup positif bagi Lukaku dengan menghasilkan 14 gol dan 7 asis, Lukaku malah bermain surreal kala menghadapi City di laga puncak Liga Champions. Kegagalannya mengkonversi peluang besar pada partai tersebut, mengakibatkan INTER melewatkan peluang untuk dapat membawa pulang si kuping besar. Akan tetapi, secara keseluruhan performa Lukaku dapat dibilang cukup apik ketika ia fit walau tidak sebaik yang ia tunjukkan pada periode pertamanya di INTER.

Selepas musim berakhir, Lukaku kembali menunjukkan hasrat besarnya untuk tetap bertahan di INTER. Melihat hal tersebut dan juga selaras keinginan Inzaghi yang masih ingin mempertahankannya, manajemen berupaya untuk meminjam kembali Lukaku dari Chelsea.

Namun tamparan keras didapat manajemen INTER, karena kali ini Chelsea dengan tegas menyatakan bahwa Lukaku hanya bisa pindah secara permanen dan tidak bisa dipinjam kembali. Chelsea memberi banderol 40 juta EURO bagi mereka yang hendak membawa keluar Lukaku dari Stamford Bridge.

Sodoran biaya transfer dari Chelsea, membuat INTER puyeng. Rencana awal untuk meminjam Lukaku sudah tidak dapat dilakukan, membelinya pun di luar kemampuan pembiayaan transfer INTER saat ini. Kemungkinan memboyong Lukaku menjadi sesuatu hal yang rumit dan sulit.

Di sisi lain, Lukaku bersama pengacaranya, Sebastien Ledure, terus menggaungkan keinginan bermain untuk INTER semata. Begitu kuatnya keinginan Lukaku, akhirnya membuat manajemen tergerak untuk membeli Lukaku secara permanen, dengan harapan terdapat penjualan pemain dengan nominal besar untuk melakukan operasi ini, terutama penjualan Onana yang santer ditaksir oleh Manchester United.

Lukaku dan PengacaranyaSebastien Ledure

Negosiasi berlangsung alot, karena tawaran awal INTER jauh dari banderol yang dipasang oleh Chelsea. Pihak manajemen INTER sendiri tidak mundur dan berupaya all out dalam operasi ini, dengan sedikit demi sedikit menaikkan tawarannya untuk memangkas gap antara keinginan Chelsea dengan kemampuan pembiayaan INTER, terutama setelah melihat sinyal kuat bahwa MU siap memboyong Onana lewat tidak diperpanjangnya kontrak David de Gea

Ketika MU mulai secara resmi melakukan operasi untuk mendapatkan Onana melalui serangkaian penawarannya, tawaran INTER untuk Lukaku pun semakin mendekati harga yang dipatok Chelsea. Dan akhirnya kesepakatan pun diraih, dimana angka 35 juta EURO ditambah bonus sebesar 5 juta EURO yang diajukan INTER, diterima oleh Chelsea.

Saat kisah tampak akan berakhir happy ending baik bagi INTER dan juga Lukaku, ternyata terdapat plot twist di penghujung cerita. Lukaku beserta pengacaranya tidak dapat dihubungi untuk menuntaskan transfer, bahkan kabarnya termasuk tidak membalas pesan yang dikirim oleh pelatih dan juga rekan setimnya di INTER, yang ternyata hal tersebut sudah berlangsung selama beberapa hari terakhir. Kondisi yang membuat pihak INTER dilanda kebingungan atas situasi tanpa kabar Big Rom dan juga pengacaranya.

Setelah beberapa waktu, akhirnya INTER mengetahui bahwasanya Lukaku sudah menjalin kesepakatan dengan Juventus. Isunya, INTER mengetahui “pengkhianatan” Lukaku dari Roc Nation – agensinya Big Rom, yang juga terperangah dengan manuver yang dilakukan kliennya. Saat INTER dan Roc Nation habis-habisan mengupayakan kepindahannya kembali menuju INTER, Ledure malah bermain di dua kaki, dengan menawarkan Big Rom ke tim lain. Tidak tanggung-tanggung, Ledure menawarkan kliennya tersebut langsung ke tim rival yakni Juventus dan juga Milan. Bahkan berdasarkan artikel yang dibuat Di Marzio pada surat kabar Corriere della Sera beberapa waktu yang lalu, kontak pertama Juventus dengan Ledure terjadi pada bulan Maret 2023, yang didasarkan keinginan Allegri yang menginginkan Lukaku sebagai penyerang nomor 9 Juventus di musim 2023/2024. Kesepakatan memang tidak terjadi langsung di bulan Maret 2023 tersebut, namun ketertarikan tersebut mendapat respon dari Lukaku, yang akhirnya sepakat secara personal hanya 2 hari setelah Final UCL selesai digelar.

Saat perilaku “muka dua” Lukaku dan pengacaranya terkuak, Lukaku kembali dapat dihubungi. Lukaku berusaha menerangkan situasi versinya kepada Ausilio lewat percakapan via telepon, namun Ausilio yang sudah gedeg tidak menggubris apa yang diucapkan Lukaku, dan menegaskan bahwa Lukaku sudah tidak lagi menjadi rencana tim musim depan. Kabarnya percakapan tersebut hanya berlangsung 30 detik saja. Sebuah durasi yang menunjukkan betapa murkanya INTER yang diwakili Ausilio terhadap tingkah “ajaib” Lukaku.

BACA JUGA:

1). [Matchday 1 UCL 21/22] INTER 01 Madrid: Unlucky

2). [16 Besar Copa Italia] Fiorentina 12 INTER: Inner Game Seorang Eriksen

3). [Giornata 15} INTER 62 Crotone: Sudah Saatnya Vidal Temani Kolarov di Bench

4). [Giornata 16] Sampdoria 21 INTER: Apa yang sebenarnya ada dalam kepala Conte?

Kabar yang beredar ini tentu memerlukan validasi untuk memastikan kebenarannya karena banyak juga orang yang menganggap bahwa fakta yang sebenarnya adalah INTER tidak memiliki uang untuk memboyong Lukaku dari Chelsea, dan kemudian membuat berita pesanan supaya membuat posisi Lukaku seolah-olah menjadi sosok jahat dan pengkhianat dalam operasi transfer yang terjadi atau kalau menggunakan istilah yang lagi ngetren sekarang – INTER sedang playing victim.

Namun, segala hal termasuk intrik yang terjadi selama upaya perekrutan Lukaku tidak mungkin diungkapkan secara resmi oleh klub, dan biasanya hanya akan terungkap sedikit demi sedikit oleh mereka yang terlibat atau mengetahui secara pasti ketika usaha untuk mendapatkan Lukaku berlangsung, baik secara sengaja maupun tidak sengaja.

Seperti contohnya wawancara yang dilakukan Gazzetta dello Sport terhadap Lautaro Martinez beberapa waktu yang lalu seolah memvalidasi salah satu kabar yang beredar dalam operasi transfer Lukaku.

Ketika ditanya perihal situasi Lukaku, Toro mengungkapkan kekecewaannya atas sikap yang dilakukan oleh Lukaku. Big Rom tidak mengangkat panggilan telepon baik yang dilakukan oleh Toro maupun rekan setimnya pada hari-hari kekacauan. Mungkin maksud Toro dengan hari-hari kekacauan ini merujuk pada situasi dimana INTER sudah sepakat dengan Chelsea soal biaya transfer Lukaku, namun malah dia dan pengacaranya sulit sekali untuk dihubungi untuk melakukan finalisasi kesepakatan tersebut.

Bagian dari wawancara Toro tersebut selaras dengan apa yang dilaporkan berbagai media sebelumnya bahwa Big Rom dan pengacaranya “menghilang”, dengan tidak dapat dihubungi oleh pihak klub maupun oleh rekan setim dan pelatih di INTER, bahkan selama beberapa hari sebelum kesepakatan diperoleh antara INTER dengan Chelsea.

Andai ucapan Toro dalam wawancara tersebut serta kabar lain yang beredar di media itu bohong, seharusnya Lukaku “keluar” dan melakukan klarifikasi. Jika ia mampu dan tanpa malu melakukan wawancara dengan Sky Sport, maka rasanya ia juga tidak akan sungkan untuk membantah hal-hal yang dikiranya tidak sesuai dengan kenyataan dalam saga transfer dirinya tersebut. Namun, sampai saat ini, dia tidak melakukannya, seolah-olah mengindikasikan bahwa memang apa yang dikatakan Toro dan diberitakan oleh media hampir sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi.

(Image Credit: AP/Antonio Calanni)

Ternyata ada benarnya juga apa yang diucapkan Ibrahimovic kala adu mulut dengan Lukaku saat terjadi insiden di perempat final Coppa Italia musim 2020/2021, yang menyebutnya sebagai keledai. Ya, karena hanya keledai yang bisa terjerembab dalam lubang kesalahan yang sama. Dua kali dia mengkhianati klub dan fans yang selama ini mencintai, membela, dan memberikan kesempatan kembali atas kesalahan yang telah diperbuat sebelumnya.

Lukaku, Bumi tidak Hanya Berputar untukmu saja!

Berdasarkan pemberitaan media, keputusan Lukaku untuk sepakat menuju Juventus, salah satunya dipicu oleh keputusan Inzaghi yang kerap menomorduakan dirinya selepas cedera berat yang menghantamnya di awal musim.

Kekecewaannya makin memuncak ketika Inzaghi lebih memilih duet Toro dan Dzeko untuk memulai laga melawan City di Final UCL musim kemarin.

Jika itu memang penyebabnya, sekali lagi Lukaku memperlihatkan jati diri yang sebenarnya. Ketika sesuatu tidak berjalan sesuai dengan kehendak dirinya, maka alih-alih berusaha memperbaiki diri dan keadaan, dia lebih memilih untuk menyalahkan situasi dan “kabur” menuju tempat yang baru. Sesuatu yang telah ia lakukan sebelumnya di Chelsea maupun MU.

Ingatlah Lukaku, Bumi tidak hanya berputar untukmu saja. Tidak semuanya terjadi harus sesuai dengan keinginanmu. Tidak segalanya melulu harus tentang kamu. Dan sepatutnya dia merenungi apa yang dikatakan Toro ketika wawancara dengan Gazzetta dello Sport saat ditanya mengenai arti INTER baginya:

“Rumah kedua. Dari saat saya tiba, semua orang menunjukkan cintanya kepada saya. Saya tidak akan pernah melupakannya. Saya mengalami masa-masa sulit sebagai seorang anak sehingga ketika seseorang membantu saya, saya tahu bagaimana menghargainya dan berterima kasih.”

Tagged ,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp chat