Terdapat sebuah kesamaan antara dua orang bernama Denzel ini, sama-sama tukang teror, tapi mereka berdua bukanlah debt collector.
Kalo Denzel yang ini, biasa neror musuhnya di film yang ia lakoni.
Kalo Denzel yang ini, mulai menebar teror buat lawan-lawan INTER di lapangan hijau. Bologna menjadi tim pertama yang kena mental lewat aksi intimidasi yang doi lakuin secara intens selama 90 menit. Walhasil, doi mampu bawa INTER menang meyakinkan 6 gol berbalas 1 pada pekan ke-4 Serie-A.
Hype EURO dan Beban Pengganti
Tampil apik sepanjang gelaran EURO, Denzel membuat INTER kepincut, apalagi dengan harganya yang murmer – cocok dengan kondisi keuangan klub yang tengah kembang kempis.
Selalu terdapat kekhawatiran tersendiri bahwa pemain yang gacor selama turnamen berlangsung, kerap kali tidak berlanjut ketika membela klub barunya. Apalagi Denzel datang dari liga yang berbeda. Butuh adaptasi terhadap kehidupan dan pola permainan di negara anyarnya tersebut.
Beban di pundak bagi pemuda kelahiran Rotterdam makin bertambah karena doi menggantikan sosok luar biasa yang berkontribusi besar terhadap kesuksesan INTER meraih Scudetto musim lalu, Achraf Hakimi. Mau gak mau, perbandingan antara dirinya dengan Hakimi tidak akan terelakkan sepanjang musim ini, terkecuali doi mampu menampilkan penampilan menawan yang konsisten pada setiap laganya.
BACA JUGA:
1). [Matchday 1 UCL 21/22] INTER 0–1 Madrid: Unlucky2). [Giornata 15} INTER 6–2 Crotone: Sudah Saatnya Vidal Temani Kolarov di Bench
3). [Giornata 16] Sampdoria 2–1 INTER: Apa yang sebenarnya ada dalam kepala Conte?
4). [Giornata 17] Roma 2–2 INTER: Handa yang Doyan Lakuin Mannequin Challenge
5). [16 Besar Copa Italia] Fiorentina 1–2 INTER: Inner Game Seorang Eriksen
Kekhawatiran terhadap hype pemain yang hanya moncer di sebuah turnamen dan beban pemain pengganti yang menghinggapinya, sedikit menyeruak di sebagian kalangan Interisti. Dari 3 pertandingan awal Serie-A dan laga perdana UCL, Denzel selalu memulai laga dari bangku cadangan. Total hanya 72 menit saja doi bermain pada 4 laga tersebut, bahkan ketika INTER bersua Verona, doi nggak main sama sekali. Tiada isu kebugaran yang menyergap Denzel, membuat berbagai dugaan berkelindan – apakah Denzel bakal terpinggirkan pada skema Inzaghi?. Riuh kerinduan terhadap Hakimi mulai menyeruak kembali.
Pembuktian
Setelah bermain hanya satu jam lebih saja dari 4 partai awal INTER, akhirnya Denzel dapat kesempatan untuk bermain sedari awal dari Inzaghi. Berbagai pertanyaan seputar kemampuan Denzel di pikiran para Interisti akan menuai jawaban pada laga kontra Bologna. Apakah doi memang pengganti sepadan Hakimi atau bakalan bermain layaknya para lord pendahulunya seperti sebut saja Lazaro ataupun Jonathan.
Untunglah, pikiran buruk mengenai Denzel mulai terhapus. Aksi ciamik doi sajikan selama 90 menit, untuk membuktikan kemampuannya kepada seluruh Interisti di dunia.
Denzel Dumfries vs Bologna (H) pic.twitter.com/N4B91bgx95
— Inter Comps (@FCIMComps) September 18, 2021
Penempatan posisi yang baik, akselerasi yang menawan, serta umpan-umpan yang akurat, mampu Denzel tampilkan sepanjang laga.
Selama 90 menit, Denzel berhasil menghasilkan 1 assist bagi gol pertama dari El Toro di menit ke-6, 1 umpan defleksi berbuah gol ketiga yang dicetak Barella, 100 persen berhasil melakukan 2 dribble melewati lawan dari 2 kali percobaan, 47 kali sentuhan dengan 89 persen umpan sukses, serta 1 kali sapuan dan intersep.
Dengan penampilan outstanding-nya, beberapa media menempatkannya sebagai Man of The Match (MoTM) pada laga tersebut, seperti yang diberikan Corriere dello Sport (Cds) dengan rating 7,5.
Harapan
Sebenarnya terlalu dini untuk menilai Denzel dari satu pertandingan tersebut, dengan musim masih bergulir masih sangat awal, namun setidaknya kita disuguhkan sebuah harapan akan pengganti Hakimi yang sepadan.
Kita hanya bisa berharap bahwa Denzel mampu bermain trengginas secara konsisten untuk meneror pertahanan lawan pada sebagian besar laga yang ia mainkan musim ini dan juga musim-musim selanjutnya, layaknya yang dilakukan Denzel Washington yang secara konsisten dalam jangka waktu lama meneror musuh-musuhnya pada sebagian besar film yang ia mainkan.
Dan jangan lupa juga untuk berdoa, bahwa nasib Denzel di INTER tidaklah seperti Hakimi, Cancelo, serta para bek kanan pendahulu lainnya, yang tidak kuat untuk menghadapi kuncen INTER yang telah lama bercokol di area sebelah kanan pertahanan INTER.
So, menurut kamu gimana penampilan Denzel ketika lawan Bologna?, apakah permainannya bisa konsisten dan bertahan lama di INTER?, mari diskusi di kolom komentar.
semoga konsisten
Aamiin bang. Semoga konsisten dan bawa INTER kembali Scudetto musim ini.