“Jangan kejar 2 kelinci sekaligus, karena biasanya kau akan kehilangan keduanya”~ Pepatah Rusia.
Pepatah dari negara yang saat ini sedang adu mortir dengan Ukraina tersebut, seolah menggambarkan untuk sementara perjalanan INTER di musim yang tengah berjalan.
INTER yang begitu digdaya selama 23 pekan di Serie-A, dengan hanya menderita 1 kekalahan dari Lazio, mengalami keolengan ketika menginjak bulan Februari 2022. Jadwal padat nan berat di tiga kompetisi, membuat INTER cuma mampu meraup 2 poin dari potensi 12 poin yang bisa diperoleh di Serie-A.
Kelelahan fisik dan mental terlihat sangat kentara. Rentetan lawan tangguh yang dihadapi pada bulan Januari 2022, mulai dari Lazio dan Atalanta di ajang Serie-A, serta bertemu Juventus selama 120 menit pada gelaran Piala Super Italia, dengan menggunakan skuat yang tidak jauh berbeda pada setiap pertandingannya, membuat pemain-pemain kunci tampak mengalami burn out.
Memasuki bulan Februari 2022, dengan jadwal lebih ketat dengan lawan lebih kuat, tampak “mesin kendaraan” sudah mulai ngos-ngosan, terlebih kekalahan lawan rival terdekat, Milan, di awal bulan Februari 2022, memukul mental tim. Dengan fisik yang terkuras dan mental yang sudah kena, rangkaian hasil buruk harus diterima lewat penampilan pemain kunci yang menukik tajam.
BACA JUGA:
1). [Giornata 17] Roma 2–2 INTER: Handa yang Doyan Lakuin Mannequin Challenge
2). [Giornata 5 Serie–A 21/22] Fiorentina 1–3 INTER: Pondasi itu Masih Kokoh
3). [Giornata 4 Serie–A 21/22] INTER 6–1 Bologna: Teror Denzel
4). [Matchday 1 UCL 21/22] INTER 0–1 Madrid: Unlucky
5). [16 Besar Copa Italia] Fiorentina 1–2 INTER: Inner Game Seorang Eriksen
6). [Giornata 15} INTER 6–2 Crotone: Sudah Saatnya Vidal Temani Kolarov di Bench
7). [Giornata 16] Sampdoria 2–1 INTER: Apa yang sebenarnya ada dalam kepala Conte?
Kita saksikan bersama bagaimana de Vrij yang selama ini merupakan salah satu pemain INTER dengan performa paling konsisten, tampak mudah kehilangan konsentrasi di tengah pertandingan yang membuat beberapa kali lawan berhasil mencetak gol dari kelengahan yang diciptakannya. Barella yang biasanya ngotot dan bertenaga, terlihat seperti tidak bergairah dan hilang arah, para striker yang bingung di depan gawang walau jutaan peluang diciptakan, serta sederet penampilan tidak biasa dari para pemain kunci INTER.
Seperti disinggung sebelumnya, penggunaan komposisi pemain yang tidak jauh berbeda pada tiap pertandingannya, membuat para pemain kunci mengalami kelelahan. Sebenarnya hal yang dilakukan Inzaghi tersebut dapat kita maklumi, apalagi kalau melihat bagaimana susah payahnya INTER mengalahkan Empoli di babak 16 besar Copa Italia dengan menggunakan sebagian besar skuat pelapis, sehingga mau nggak mau akhirnya menurunkan juga pemain intinya di tengah pertandingan ketika kondisi sedang tertinggal. Namun hal tersebut memberi sebuah konsekuensi yang telah diurai sebelumnya. Dari hal ini, kita melihat bahwa INTER mencoba mengejar 3 kelinci sekaligus, walau mereka menyadari bahwa sumber daya yang dimiliki tidaklah cukup untuk melakukan hal tersebut.
Satu ekor kelinci sudah lepas dari genggaman, jangan sampai pula yang lainnya lepas. Sekarang fokus tidak terlalu terbelah. Saatnya habis-habisan mengejar kelinci yang lain sekuat tenaga dengan sumber daya yang tersedia, terutama untuk kompetisi Serie-A, yang dimulai dengan melawan Torino senin dini hari esok.